Musibah silih berganti menimpa keluargaku yang merana, panasnya terik matahari tak menjadi beban untuk keluargaku demi sesuap nasi, mencoba bertahan hidup diantara sempitnya ruang untuk bergerak, mencoba ada namun tiada.
“Ibu aku yakin suatu saat nanti ada jalan terbaik untuk kita, maafkan aku yang belum bisa menjadi anak yang dapat membahagiakan ibu.” Kataku.
“ini cobaan anakku, ini cobaan untuk kita, ibu tidak menyalahkan siapa-siapa dalam masalah ini.” Kata ibu sambil mengelus kepalaku.
Waktu semakin lama semakin mencengkram untuk keluargaku, kami pun melewatinya dengan hati tenang karena kami yakin tuhan selalu ada untuk kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar